House of Wisdom Perpustakaan Islam Yang Ada di Baghdad – Rumah Kebijaksanaan( bahasa Arab:بيتالحكمة, diromanisasi: Bayt al-Ḥikmah), pula diketahui selaku Bibliotek Agung Baghdad, merujuk pada perguruan tinggi biasa serta pusat intelektual Abbasiyah di Baghdad ataupun bibliotek individu besar kepunyaan Khalifah Abbasiyah sepanjang Era Kebesaran Islam. – www.galilean-library.org

www.1001inventions.com
House of Wisdom merupakan poin dari bentrokan aktif atas guna serta keberadaannya selaku perguruan tinggi resmi, suatu permasalahan yang diperumit oleh minimnya fakta raga sehabis runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah serta ketergantungan pada sumber- sumber kesusastraan yang memantapkan buat membuat suatu deskripsi.
Rumah Kebijaksanaan dibuat bagus selaku bibliotek buat koleksi Khalifah Harun al- Rashid di akhir era ke- 12( setelah itu berganti jadi perguruan tinggi biasa pada era rezim Al- Mamun) ataupun ialah koleksi individu yang terbuat oleh Al- Mansur( menyuruh 1354–1375) buat menaruh buku- buku sangat jarang serta koleksi syair dalam bahasa Arab serta Persia.
Rumah Kebijaksanaan serta isinya dihancurkan dalam Blokade Baghdad pada tahun 1258, mencadangkan amat sedikit fakta arkeologis buat Rumah Kebijaksanaan, alhasil beberapa besar wawasan tentangnya berawal dari karya- karya malim kontemporer pada era itu. selaku Al- Tabari serta Ibn al- Nadim. Sebab minimnya fakta raga hingga banyak ahli yang mempersoalkan kehadiran Rumah Kebijaksanaan.
Kerangka Belakang
Rumah Kebijaksanaan terdapat selaku bagian dari Aksi Penerjemahan penting yang terjalin sepanjang Masa Abbasiyah, menerjemahkan karya- karya dari bahasa Yunani serta Siria ke bahasa Arab, namun tidak bisa jadi Rumah Kebijaksanaan terdapat selaku salah satunya pusat profesi sejenis itu, selaku alih bahasa penting usaha timbul di Kairo serta Damaskus apalagi lebih dini dari usulan pendirian Rumah Kebijaksanaan. Aksi penerjemahan ini membagikan momentum pada banyak riset asli yang terjalin di bumi Islam, yang mempunyai akses ke teks- teks dari pangkal Yunani, Persia serta India.
Rumah Kebijaksanaan dimungkinkan oleh gerakan yang tidak berubah- ubah dari Arab, Persia, serta kaum cerdik cendekia bumi Islam yang lain ke Baghdad, sebab posisi kota selaku bunda kota Kekhalifahan Abbasiyah. Ini dibuktikan dengan banyaknya ahli yang dikenal sempat berlatih di Baghdad antara era ke- 8 serta ke- 13, semacam Al- Jahiz, Al- Kindi, serta Al- Ghazali, yang seluruhnya hendak berkontribusi pada komunitas akademis yang energik. di Baghdad, menciptakan beberapa besar buatan populer, terbebas dari kehadiran perguruan tinggi resmi.
Baca Juga : The Abbey Library of St. Gall, Swiss Perpustakaan Yang Memiliki Design Megah
Bidang- bidang yang disumbangkan oleh para ahli yang terpaut dengan Rumah Kebijaksanaan tercantum, namun tidak terbatas pada, metafisika, matematika, medis, astronomi, serta optik. Julukan dini bibliotek, Khizanat al- Hikma( dengan cara literal,” Bangunan Kebijaksanaan”), berawal dari gunanya selaku tempat pelanggengan novel serta syair sangat jarang, guna penting Rumah Kebijaksanaan hingga kehancurannya.
Sejarah
Alas serta asal usul
Sepanjang era ke- 4 sampai ke- 7, buatan objektif dalam bahasa Arab terkini diawali ataupun dilanjutkan dari rentang waktu Helenistik. Pusat penataran serta transmisi kebijaksanaan klasik tercantum akademi besar semacam Sekolah Nisibis serta setelah itu Sekolah Edessa, serta rumah sakit populer serta perguruan tinggi kedokteran Jundishapur; bibliotek tercantum Bibliotek Alexandria serta Bibliotek Imperium Konstantinopel; serta pusat penerjemahan serta penataran yang lain berperan di Merv, Salonika, Nishapur serta Ctesiphon, terdapat pas di sisi selatan dari apa yang setelah itu jadi Bagdad.
Pada era Umayyah, Muawiyah I mulai mengakulasi koleksi novel di Damaskus. Ia setelah itu membuat bibliotek yang diucap selaku” Bayt al- Hikma”. Buku- buku yang ditulis dalam bahasa Yunani, Latin, serta Persia di aspek medis, alkimia, fisika, matematika, astrologi, serta patuh ilmu yang lain pula digabungkan serta diterjemahkan oleh para ahli Orang islam pada era itu. Anak cucu Umayyah pula memakai metode pembuatan kertas dari Tiongkok serta berasosiasi dengan banyak pusat intelektual kuno di dasar rezim mereka, serta memperkerjakan ahli Kristen serta Persia buat menerjemahkan buatan ke dalam bahasa Arab serta buat meningkatkan wawasan terkini. Ini merupakan bagian elementer yang berkontribusi langsung pada kemajuan ilmu wawasan di bumi Arab.
Pada tahun 750, Bangsa Abbasiyah mengambil alih Umayyah selaku bangsa penguasa Kerajaan Islam, serta, pada 762, khalifah al- Mansur( menyuruh 754–775) membuat Baghdad serta menjadikannya ibukotanya ternyata Damaskus. Posisi Baghdad serta populasi kosmopolitan menjadikannya posisi yang sempurna buat pusat menguntungkan serta intelektual yang normal. Bangsa Abbasiyah mempunyai kecondongan Persia yang kokoh, serta mengadopsi banyak aplikasi dari Imperium Sassania— di antara lain, menerjemahkan buatan asing, melainkan kalau saat ini bacaan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Buat tujuan ini, al- Mansur mendirikan bibliotek kastel yang menjiplak Bibliotek Imperium Sassania, serta membagikan sokongan ekonomi serta politik pada para intelektual yang bertugas di situ. Ia pula mengundang deputi kaum cerdik cendekia dari India serta tempat lain buat memberi wawasan mereka mengenai matematika serta astronomi dengan majelis hukum Abbasiyah yang terkini.
Di Imperium Abbasiyah, banyak buatan asing diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dari bahasa Yunani, Tiongkok, Sanskerta, Persia, serta Siria. Aksi Penerjemahan mendapatkan momentum besar pada era rezim khalifah al- Rasyid, yang, semacam pendahulunya, dengan cara individu terpikat pada beasiswa serta syair. Awal mulanya teks- teks itu paling utama mangulas mengenai medis, matematika serta astronomi; namun patuh lain, paling utama metafisika, lekas menyusul. Bibliotek Al- Rashid, pelopor langsung Rumah Kebijaksanaan, pula diketahui selaku Bayt al- Hikma ataupun, begitu juga ahli sejarah Al- Qifti menyebutnya, Khizanat Poros al- Hikma( bahasa Arab buat” Bangunan Buku- Buku Kebijaksanaan”).
Al- Mamun
Di dasar patron khalifah Al- Mamun( menyuruh 813- 833), sokongan ekonomi dari Rumah Kebijaksanaan serta beasiswa dengan cara biasa bertambah cepat. Kecintaannya pada ilmu sedemikian itu besar alhasil dibilang kalau ia lebih menggemari bacaan objektif selaku copetan perang. Berikutnya, warga Abbasiyah sendiri mulai menguasai serta menghormati angka ilmu, serta sokongan pula tiba dari para orang dagang serta tentara. Gampang untuk para ahli serta juru bahasa buat mencari nafkah serta kehidupan akademis merupakan ikon status; Wawasan objektif dikira amat bernilai alhasil novel serta bacaan kuno sering- kali lebih digemari selaku copetan perang dari kekayaan. Memanglah, Almagest Ptolemeus diklaim selaku ketentuan perdamaian oleh Al- Mamun sehabis perang antara Abbasiyah serta Imperium Romawi Timur.
House of Wisdom lebih dari semata- mata pusat akademik yang disingkirkan dari warga yang lebih besar. Pakar- ahlinya melayani sebagian guna di Baghdad. Para ahli dari Bayt al- Hikma umumnya mendobel selaku insinyur serta arsitek dalam cetak biru arsitektur besar, menaruh penanggalan sah yang cermat, serta jadi karyawan negara. Mereka pula kerap jadi aparat kedokteran serta konsultan.
Al- Mamun dengan cara individu ikut serta dalam kehidupan tiap hari Rumah Kebijaksanaan, dengan cara tertib mendatangi para malim serta bertanya mengenai aktivitas mereka. Ia pula hendak ikut serta serta melerai diskusi akademis. Salah satu alibi Al- Mamun menggemari pelacakan ilmu kabarnya berawal dari mimpi yang sempat dipunyanya. Dalam mimpi itu, ia dibilang sudah didatangi oleh Aristoteles dimana mereka bertukar pikiran mengenai apa yang bagus. Termotivasi oleh Aristoteles, Al- Mamun dengan cara tertib mengawali tahap dialog serta kolokium di antara para pakar kalām.
Kalām merupakan seni diskusi filosofis yang dibawa Al- Mamun dari guru Persia- nya, Jafar. Sepanjang diskusi, para ahli hendak membahas agama serta ajaran Islam elementer mereka dalam atmosfer intelektual yang terbuka. Lebih jauh, ia kerap menata golongan orang bijaksana dari Bayt al- Hikma ke dalam cetak biru riset besar buat penuhi keinginan intelektualnya sendiri.
Misalnya, ia membebankan pemetaan bumi, verifikasi informasi dari Almagest serta penurunan dimensi sesungguhnya dari Alam( amati bagian mengenai aktivitas penting Rumah). Ia pula mengiklankan Egyptology serta ikut serta dalam pengerukan limas Giza. Al- Mamun membuat observatorium astronomi awal di Baghdad, serta ia pula penguasa awal yang membiayai serta memantau perkembangan cetak biru riset besar yang mengaitkan regu kaum cerdik cendekia serta akademikus. Peninggalan terbesarnya buat ilmu merupakan kalau ia merupakan penguasa awal yang membiayai” ilmu besar”.
Menjajaki pendahulunya, Al- Mamun hendak mengirim penjelajahan malim dari House of Wisdom buat mengakulasi bacaan dari negara asing. Apalagi, salah seseorang ketua DPR dikirim ke Konstantinopel dengan tujuan itu. Sepanjang era ini, Sahl ibn Harun, seseorang penyair serta astrolog Persia, merupakan kepala bibliotek Bayt al- Hikma. Hunayn ibn Ishaq( 809–873), seseorang dokter serta akademikus Kristen Nestorian Arab, merupakan juru bahasa sangat produktif, menciptakan 116 buatan buat orang Arab. Penjaga yayasan ini terletak di dasar Khalifah Al- Mamun.
Al- Mamun mendirikan Rumah Kebijaksanaan, menaruh Hunayn ibn Ishaq selaku penjamin jawab, yang setelah itu jadi juru bahasa bacaan Yunani sangat populer. Selaku” Syekh para juru bahasa”, ia ditugaskan buat bertanggung jawab atas profesi alih bahasa oleh khalifah. Hunayn ibn Ishaq menerjemahkan semua koleksi novel medis Yunani, tercantum buatan populer Galen serta Hippocrates. Sabian Thābit ibn Qurra( 826–901) pula menerjemahkan karya- karya besar Apollonius, Archimedes, Euclid serta Ptolemy. Alih bahasa pada masa ini lebih menang dari yang tadinya, sebab adat- istiadat objektif Abbasiyah yang terkini menginginkan alih bahasa yang lebih bagus serta lebih bagus, serta penekanannya berulang kali diserahkan pada pencampuran gagasan terkini ke dalam karya- karya kuno yang lagi diterjemahkan.
Pada catok kedua era kesembilan, Bayt al- Hikma Al- Mamun merupakan bangunan novel terbanyak di bumi serta sudah jadi salah satu pusat kegiatan intelektual terbanyak di Era Medio, menarik banyak orang Arab serta Persia yang sangat cemerlang. benak. Rumah Kebijaksanaan kesimpulannya memperoleh nama baik selaku pusat penataran, walaupun universitas yang kita tahu belum terdapat dikala ini— wawasan dikirimkan langsung dari guru ke anak didik tanpa terdapat area kelembagaan. Sekolah lekas mulai bertumbuh di kota semenjak era ke- 9 serta, pada era ke- 11, Nizam al- Mulk mendirikan Al- Nizamiyya di Baghdad, salah satu badan pembelajaran besar awal di Irak.
Baca Juga : Mengenal Sejarah Buku Majalah di Dunia
Al- Mutawakkil
Rumah Kebijaksanaan bertumbuh di dasar penerus Al- Mamun al- Mutasim( menyuruh 833–842) serta putranya al- Wathiq( menyuruh 842–847), namun menyusut ekstrem di dasar rezim al- Mutawakkil( r 847–861). Walaupun Al- Mamun, al- Mutasim, serta al- Wathiq menjajaki ajaran Mutazili, yang mensupport pandangan besar serta pelacakan objektif, al- Mutawakkil mensupport pemahaman yang lebih harfiah dari Alquran serta Perkataan nabi. Khalifah tidak terpikat pada ilmu serta menghindar dari rasionalisme, memandang penyebaran metafisika Yunani selaku anti- Islam.
Penghancuran oleh bangsa Mongol
Pada bertepatan pada 13 Februari 1258, bangsa Mongol merambah kota para khalifah, mengawali perampasan serta penghancuran sepanjang sepekan penuh. Dengan seluruh bibliotek lain di Baghdad, Rumah Kebijaksanaan dihancurkan oleh angkatan Hulagu sepanjang Blokade Baghdad. Buku- buku dari bibliotek Baghdad dibuang ke Bengawan Tigris dalam jumlah yang sedemikian muka alhasil bengawan jadi gelap dengan tinta dari buku- buku itu. Nasir al- Din al- Tusi melindungi dekat 400. 000 dokumen yang ia membawa ke Maragheh saat sebelum blokade. Banyak dari buku- buku itu pula dirobek- robek oleh pencuri alhasil bungkus kulitnya dapat dijadikan sandal.
Kegiatan utama
House of Wisdom melingkupi warga akademikus serta akademisi, unit penerjemahan serta bibliotek yang melestarikan wawasan yang didapat Abbasiyah sepanjang beratus- ratus tahun. Mereka pula mempelajari serta menekuni alkimia, yang setelah itu dipakai buat membuat bentuk kimia modern. Tidak hanya itu, terpaut dengan itu pula observatorium astronomi serta usaha eksperimental besar yang lain. Dilembagakan oleh Al- Mamun, perguruan tinggi itu mendesak transkripsi usaha filosofis serta objektif Yunani.
Tidak hanya itu, beliau mengimpor dokumen dari bacaan berarti yang tidak bisa diakses oleh negara- negara Islam dari Byzantium ke bibliotek. House of Wisdom lebih dari hanya bibliotek, serta beberapa besar buatan objektif serta filosofis asli diperoleh oleh para ahli serta intelektual yang terpaut dengannya. Ini membolehkan kaum cerdik cendekia Orang islam buat memandu data astronomi yang diturunkan dari kaum cerdik cendekia tadinya.
Terjemahan
Aksi Penerjemahan berjalan sepanjang 2 era serta ialah aspek donor besar untuk perkembangan wawasan objektif sepanjang era kebesaran ilmu wawasan Arab. Ilham serta kebijaksanaan dari adat lain di semua bumi, Yunani, India, serta Persia, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang berkontribusi pada perkembangan lebih lanjut di Imperium Islam. Tujuan berarti sepanjang ini merupakan buat menghasilkan bibliotek menyeluruh yang bermuatan seluruh wawasan yang didapat sepanjang aksi ini. Perkembangan terbuat di bermacam aspek semacam matematika, fisika, astronomi, medis, kimia, metafisika, serta metode. Rumah Kebijaksanaan diketahui selaku ruang buat perkembangan serta partisipasi keilmuan yang sepanjang ini berkontribusi besar pada Aksi Penerjemahan.
Aksi Penerjemahan diawali di Rumah Kebijaksanaan ini serta berjalan sepanjang lebih dari 2 era. Lebih dari satu separuh era, beberapa besar ahli Kristen Siria Timur Tengah menerjemahkan seluruh bacaan objektif serta filosofis Yunani ke dalam bahasa Arab di Rumah Kebijaksanaan. Aksi penerjemahan di House of Wisdom ditetapkan dengan alih bahasa Poin Aristoteles. Pada era Al- Mamun, juru bahasa sudah melewati bacaan astrologi Yunani, serta buatan Yunani telah dalam alih bahasa ketiga mereka.
Alih bahasa pengarang mencakup: Pythagoras, Plato, Aristoteles, Hippocrates, Euclid, Plotinus, Galen, Sushruta, Charaka, Aryabhata serta Brahmagupta. Banyak bacaan berarti yang diterjemahkan sepanjang aksi ini tercantum novel mengenai aransemen obat- obatan, novel mengenai pencampuran serta manfaat obat- obatan simpel, serta novel mengenai permasalahan kedokteran oleh Pedanius Dioscorides. Ini, serta banyak lagi alih bahasa, menolong perkembangan dalam medis, pertanian, finansial, serta metode. Tidak hanya itu, temuan terkini memotivasi alih bahasa yang direvisi serta membetulkan pendapat ataupun menaikkan buatan pengarang kuno. Dalam mayoritas permasalahan, julukan serta terminologi diganti; Ilustrasi kuncinya merupakan kepala karangan Ptolemys Almagest, yang ialah perubahan bahasa Arab dari julukan asli buatan itu: Megale Syntaxis.
Partisipasi asli
Tidak hanya alih bahasa mereka atas karya- karya tadinya serta pendapat mereka tentangnya, para ahli di Bayt al- Hikma menciptakan riset asli yang berarti. Misalnya, matematikawan populer al- Khwarizmi bertugas di Rumah Kebijaksanaan Al- Mamun serta populer atas kontribusinya pada pengembangan aljabar. Muhammad ibn Musa al- Khwarizmi lahir dekat 780 serta tewas dekat 850.
Beliau diketahui selaku pakar matematika serta astronom di House of Wisdom, serta pula diketahui dengan bukunya Buku al- Jabr, di mana beliau meningkatkan jumlah algoritma. Aplikasi tutur” aljabar” buat matematika serta etimologi dari tutur” algoritme” bisa ditelusuri kembali ke al- Khawarizmi— rancangan sesungguhnya dari sesuatu algoritme telah terdapat semenjak saat sebelum era Euclid. Sebutan” algoritma” berawal dari tipe Latin dari julukan al- Khawarizmi,” Algorithmus.” Ia berfungsi berarti dalam memberitahukan orang Arab ke nilai Hindu serta aljabar, alhasil ia diketahui selaku” Ayah Aljabar”.
Tidak hanya itu, al- Khwarizmi menulis mengenai astrolab, jam mentari, serta menguraikan bentuk geometris Ptolemeus. Al- Khwarizmi pula diketahui selaku pakar geografi Islam awal dengan risalah Picture of the Earth yang populer. Dalam Picture of the Earth, beliau menata koordinat ratusan kota di bumi dikala itu serta membagikan instruksi buat melukis denah bumi terkini.
George Sarton, salah satu ahli sejarah ilmu sangat populer serta populer dengan bukunya, Introduction to the History of Science, mengatakan rentang waktu antara 800 serta 850″ Durasi al- Khawarizmi”. Tidak hanya itu, pakar matematika ini bertanggung jawab atas identifikasi sistem desimal Hindu ke bumi Arab, serta lewat itu ke Eropa. Di dini pekerjaan al- Khawarizmi, beliau mengajukan buah pikiran mengenai bagan astronomi Hindu yang diketahui selaku Sindhind. Akhirnya, Khalifah Al- Mamun mencari al- Khwarizmi buat bertugas pada ilmu pertemuan.
Abu Yusuf Yaqub ibn Ishaq Al- Kindi pula ialah figur asal usul lain yang bertugas di House of Wisdom. Ia berlatih kriptanalisis namun ia pula seseorang matematikawan hebat. Al- Kindi merupakan yang sangat populer selaku orang awal yang memberitahukan metafisika Aristoteles pada warga Arab. Ia mencampurkan metafisika Aristoteles dengan dogma Islam, yang menghasilkan alas intelektual untuk para filsuf serta teolog buat berdebat sepanjang 400 tahun.
Kawan pakar Aristoteles merupakan Abu Uthman al- Jahith, generasi Afrika Timur, yang lahir di Basra dekat tahun 776 namun ia menghabiskan beberapa besar hidupnya di Baghdad. Al- Mamun memperkerjakan al- Jahith selaku guru individu buat buah hatinya, namun beliau wajib memecatnya sebab al- Jahith merupakan” Goggled- Eyed”, ialah, beliau mempunyai mata yang luas serta memandang yang buatnya menyeramkan buat diamati. Al- Jahith merupakan salah satu dari sedikit kaum cerdik cendekia Orang islam yang amat hirau dengan hayati.
Ia menulis Book of Animals, yang mangulas metode binatang menyesuaikan diri dengan area mereka, mendekati dengan Asal usul Binatang Aristoteles. Dalam bukunya, al- Jahith beranggapan kalau binatang semacam anjing, rubah, serta serigala tentu ialah generasi dari nenek moyang yang serupa sebab mereka mempunyai karakteristik serta karakteristik yang seragam semacam 4 kaki, bulu, akhir, serta serupanya.
Mūsā ibn Shākir merupakan seseorang ahli nujum serta sahabat dari putra Khalifah Harun al- Rashid, Al- Mamun. Putra- putranya, yang dengan cara beramai- ramai diketahui selaku Banū Mūsā( Kanak- kanak Musa), pula berkontribusi dengan wawasan mereka yang besar mengenai matematika serta astrologi.
Dikala papa mereka tewas, Al- Mamun jadi orang tua mereka. Antara 813 serta 833, ketiga berkeluarga ini berhasil dalam profesi mereka di aspek ilmu, metode, serta patronase. Abū Jaʿfar, Muḥammad ibn Mūsā ibn Shākir( saat sebelum 803- Februari 873), Abū al- Qāsim, Aḥmad ibn Mūsā ibn Shākir( meninggal era ke- 9) serta Al-Ḥasan ibn Mūsā ibn Shākir( meninggal era ke- 9) diketahui besar hendak Book of Ingenious Devices, yang menarangkan mengenai seratus fitur serta metode memakainya.
Di antara lain merupakan” Instrumen yang Dimainkan Sendiri”, ilustrasi sangat dini dari mesin yang bisa diprogram, Dan Novel mengenai Pengukuran Aspek serta Lukisan Bundar. Mohammad Musa serta saudara- saudaranya Ahmad serta Hasan berkontribusi pada observatorium astronomi Baghdad di dasar kepemimpinan Khalifah Abbasiyah Al- Mamun, tidak hanya riset House of Wisdom. Sebab membuktikan banyak kemampuan, saudara- saudara tertera di bibliotek serta pusat penerjemahan House of Wisdom di Baghdad.
Mereka mulai menerjemahkan bahasa Yunani kuno ke dalam bahasa Arab sehabis memahami bahasanya dengan kilat, dan melunasi beberapa besar duit buat memperoleh dokumen dari Imperium Bizantium buat diterjemahkan. Mereka pula membagikan banyak partisipasi otentik buat astronomi serta fisika. Mohammad Musa bisa jadi merupakan orang awal dalam asal usul yang membuktikan universalitas hukum fisika.
Pada era ke- 10, Ibn al- Haytham( Alhazen) melaksanakan sebagian penelitian raga, paling utama di aspek optik, pencapaiannya sedang dirayakan hingga saat ini. Di aspek medis, Hunayn menulis risalah berarti mengenai oftalmologi. Ahli lain pula menulis mengenai cacar, peradangan serta operasi. Cermati kalau karya- karya ini setelah itu jadi novel bacaan medis standar sepanjang Renaisans Eropa.
Di dasar kepemimpinan Al- Mamun, ilmu memandang buat awal kalinya cetak biru riset bernilai besar yang mengaitkan segerombol besar ahli. Buat mengecek observasi Ptolemeus, khalifah menginstruksikan pembangunan observatorium astronomi awal di Baghdad( amati bagian Observatorium di dasar). Informasi yang diadakan oleh Ptolemeus ditilik dengan teliti serta direvisi oleh segerombol pakar geografi, matematikawan, serta astronom yang berdaya besar. Al- Mamun pula menyelenggarakan riset mengenai kisaran Alam serta membebankan cetak biru geografis yang hendak menciptakan salah satu denah bumi sangat rinci pada dikala itu. Sebagian orang menyangka usaha ini selaku ilustrasi awal dari cetak biru riset besar yang didanai negeri.
Observatorium
Pembuatan observatorium astronomi awal di bumi Islam diperintahkan oleh khalifah Al- Mamun pada tahun 828 di Baghdad. Pembangunannya ditunjukan oleh para ahli dari House of Wisdom: astronom tua Yahya ibn abi Mansur serta Sanad ibn Ali al- Alyahudi yang lebih belia. Itu terdapat di al- Shammasiyya serta diucap Observatorium Maumtahan. Sehabis putaran awal observasi Mentari, Bulan serta planet- planet, observatorium kedua di Gunung Qasioun, dekat Damaskus, dibentuk. Hasil dari upaya keras ini disusun dalam suatu buatan yang diketahui selaku al- Zij al- Mumtahan, yang diterjemahkan selaku” Bagan Terverifikasi”